Santri Indigo adalah Komunitas Santri Berbudaya Teknologi yang merupakan kerjasama program CSR PT Telkom Indonesia Tbk dengan HU Republika.
Twitter Facebook Feedburner Google +1 youtube
www.santri-indigo.com
Selamat Datang di Portal Santri Indigo Cilacap
Home » , , » Ada yang Hilang

Ada yang Hilang

Penulis : Unknown | Jumat, 12 Oktober 2012

Udara setelah shubuh memang begitu dingin di pesantren Al Ihsan. Seluruh santri dengan khidmat dan khusyu’ melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Tetesan embun selalu menyemarakkan peristiwa pasca-shubuh. Allah SWT senantiasa mencurahkan berkahnya kepada hamba-hamba-Nya yang tidak lalai dalam mengingat-Nya. Seakan-akan pagi itu menjadi saksi akan turunnya keberkahan Allah kepada santri-santri pesantren Al Ihsan.   Seperti biasa selesai membaca Al-Qur’an seluruh santri kembali ke kamar dan mempersiapkan diri mereka untuk masuk kelas. Namun pagi itu, Ust. Ali memanggil Irfan ke kamarnya.  Di kamar Ust. Ali, Irfan duduk dan di hadapannya duduk Ust. Ali.

“Kenapa akhir-akhir ini kamu nakal, Fan? Tanya Ust. Ali, ingat kamu bukan anak baru lagi. Kamu sudah kelas dua belas di sini." Jelas Ust. Ali.

“Nggak ada apa-apa, Ustadz.” Jawab Irfan menunduk.

 “Dulu kamu tidak seperti ini, kenapa sekarang bandel? Pasti kamu punya masalah.”

Ustadz Ali dikenal sebagai orang yang tegas, berwibawa dan ta’at peraturan. Di samping itu beliau juga ramah dan sering membantu santri yang sedang kesusahan. Suatu hari ia pernah meminjamkan uang kepada seoarang santri yang belum melunasi SPP untuk syarat mengikuti ujian akhir kelulusan. Kini Irfan sedang punya masalah, ia pun tidak tinggal diam. Baginya santri yang belajar di pesantren Al Ihsan adalah amanat. Bila amanat itu rusak maka hilanglah kepercayaan masyarakat. Selain itu beliau juga mengamalkan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi: Laa imaana liman laa amaanata. Tidaklah beriman orang yang tidak beramanat. Amanat bagi Ust. Ali adalah seluruh santri.

Irfan meneruskan jawabannya: “ Saya bosan di sini,.”

“Kalau bosan sih bisa dibuang. Kamu harus rajin beribadah, Fan!”

“Iya, tadz, saya mengerti.”

“Ya sudah! Kalau perlu izin, pulang saja dua atau tiga hari, tawar Ust. Ali.”

“Iya, tadz. Saya minta izin pulang tiga hari saja.. Saya mau ketemu orang tua.”

“Kalau begitu, Ustadz tuliskan surat izin buat kamu sekarang sekalian tashdiq untuk tidak masuk kelasnya juga.”

Pukul 08.00 tepat Irfan meninggalkan pesantren. Dia berniat ketika sampai di rumah akan memperbarui niatnya dalam belajar. Ia juga ingin meminta nasihat ayahnya dan ibunya.    Ketika ia sampai di persimpangan jalan ia melihat sebuah bendera putih terpasang di tiang listrik di belokan menuju rumahnya. "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji”uun", ucap Irfan dalam hati. Siapa yang meninggal? Tanyanya dalam hati.

Irfan meneruskan langkahnya. Dalam hatinya ia merindukan sosok ibunya yang selalu memberikannya kehangatan. Ia selalu bergantung pada ibunya saat mendapatkan suatu masalah. Ibunya pun selalu menolongnya dengan penuh perhatin kepada anak satu-satunya, si Irfan. Irfan terlalu manja maka ayahnya pun mengirimnya ke pesantren agar ia bisa mandiri walau itu berat baginya dan ibunya. Sudah enam bulan Irfan belum bertemu lagi dengan ibunya setelah Ramadhan lalu. Ia hanya sempat berbincang dengan ibunya satu bulan yang lalu melalui telepon. Di telepon, ibunya berpesan agar ia tidak pernah lupa pada janjinya dahulu ketika masuk pesantren untuk belajar dan menjadi anak yang shaleh dan pintar.     Sebentar lagi Irfan akan bertemu dengan sosok yang sangat dirindukannya itu. Ia membayangkan ia akan dibukakan pintu oleh ibu dengan penuh kehangatan. Ia terus mempercepat langkahnya.

Beberapa meter dari rumahnya, ia melihat orang-orang berkumpul di sana. Wajah mereka menampakkan gurat-gurat kesedihan. Di anatara mereka terdapat sanak familinya juga. Ia tertegun melihat bendera kuning di pagar rumahnya. Ia hanya hidup bersama ayah dan ibu, lalu siapa yang meninggal? Lirihnya. Jantungnya berdegup kencang. Dari jauh Paman Manshur menyadari kedatangannya dan bergegas menghampirinya. “ Irfan sudah pulang. Tadi Paman Rahmat baru mau jemput kamu ke pesantren. Ucap paman Manshur berusaha tersenyum. Ayah ada di dalam sedang menemani tamu yang datang…Dalam benak Irfan tersirat, kalau ayah ada berarti…

“Ibuuuuuuuuuuuuuuu… di mana?" Air matanya meleleh.

"Fan, kamu mesti sabar. Allah bersama orang-orang yang sabar. Sekarang ibu beristirahat. Penyakit jantung ibu kambuh. Dan ternyata Allah sayang sama ibu…"

“ Ibuuu…" Irfan berlari dengan air mata berlinang manjauh dari paman Manshur yang juga mengalirkan air matanya.

Siang itu juga jenazah ibu Irfan dimakamkan. Irfan teringat janjinya dulu ketika ia baru masuk pesantren bahwa ia tidak akan manja dan cengeng lagi dan ia juga haurus belajar dengan giat.

Seusai pemakaman, ayah Irfan berdiri di sisinya mengingatkan:

“Fan! jangan nangis lagi, ya! Kasihan ibu kalau melihat kamu nangis. Nanti ibu juga sedih… Kamu udah makan belum?" Tanya ayah.

"Belum, yah!" Jawab Irfan berusaha memahami dan tegar mengahadapi cobaan ini.

“OK! Sekarang kita makan dulu. Nanti malam kita yasinan di rumah.”

Mereka pun kembali ke rumah dengan mengendarai mobil mereka. Di dalam hati Irfan berusaha untuk tabah dan mulai menepati janji yang belum sempat ia tepati pada ibunya. Ia terus Manahan kesedihan yang dalam itu.

Setelah tiga hari di rumah. Irfan kembali ke pesantren. berita tentang dirinya telah tersebar dan pihak pesantren pun mengucapkan rasa bela sungkawa sedalam-dalamnya. Kini Irfan menjalani aktifitasnya di pesantren sebagai seorang santriwan yang sholih dan taat pada peraturan pesantrennya. Seperti apa yang di inginkan oleh mendiang ibunya.********* (Karya Fajriyati)


Share this article with your friends

Posting Komentar

Jangan berkunjung tanpa meninggalkan jejak.
- No Spam - No Phising - No Live Link
Salam Blogger Indonesia, Silakan Tinggalkan Pesan Agan disini... !!!

Tukar Link



Copy Paste - Copyright by SIC
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.santri-indigo.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://2.bp.blogspot.com/--N-4ALq7hlQ/UzmVq36j58I/AAAAAAAABVI/p-zTAcA9xsI/s150/SI.png" /></a></div>

Bagi yang sudah pasang silahkan tinggalkan komentar