Santri Indigo adalah Komunitas Santri Berbudaya Teknologi yang merupakan kerjasama program CSR PT Telkom Indonesia Tbk dengan HU Republika.
Twitter Facebook Feedburner Google +1 youtube
www.santri-indigo.com
Selamat Datang di Portal Santri Indigo Cilacap
Home » , » Kisah Pendaratan Darurat boeing 747-400 GA 981

Kisah Pendaratan Darurat boeing 747-400 GA 981

Penulis : ZHANtech | Kamis, 19 Desember 2013

Kekuatan dari Yang Maha Kuasa itu akan muncul disaat kita menempatkan diri pada kepasrahan total kepada-Nya. Sebagai bukti kepasrahan yang total yang mampu menghadirkan kekuatan diluar akal (Mukjizat) yang terjadi pada era modern ini adalah kejadian nyata pada beberapa tahun lalu, yaitu peristiwa pendaratan darurat Pesawat Garuda Indonesia Boeing 747-400.

Salah satu dari kisah itu terjadi pada penerbangan Garuda Indonesia tanggal 27 Juli 2006. Ketika itu, Pesawat Jumbo Jet Boeing 747-400 GA 981 berangkat dari Jeddah menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan membawa 375 penumpang. Sebagian besar dari mereka baru melaksanakan umroh. Pesawat ini diawaki oleh Capt. Hary Rachmat sebagai PIC (Pilot In Command) dan co-pilot Rudrayana Meiko. Ketika pesawat pada ketinggian 20 ribu kaki diatas kota Jeddah, tiba-tiba pesawat dihadang awan tebal. Padahal puluhan tahun lamanya, mereka tidak pernah menemui awan tebal di Kota Jeddah. Awan tebal ini berbahaya karena dapat membentuk lapisan es pada sayap pesawat yang sangat membahayakan penerbangan. Diantaranya dapat menambah berat sayap bahkan dapat menyebabkan mesin pesawat mati. Ini seperti yang pernah dialami Pesawat Garuda ketika mendarat darurat di Bengawan Solo beberapa tahun silam.

Untuk mengatasi gumpalan es ini, pilot melakukan deicing (pencairan es) dengan mengalirkan udara panas dari mesin ke pipa-pipa dibawah sayap. Namun tiba-tiba, tanda peringatan pada panel instrumen menyala, menunjukkan telah terjadi kebocoran hidrolik pompa nomor 4. Hal itu sebenarnya masih bisa ditolerir mengingat pesawat masih memiliki beberapa pompa lain yang masih berfungsi dengan baik. Beberapa jam kemudian, saat pesawat sudah mendekati Bandara Soekarno-Hatta dan pilot hendak menurunkan roda pendarat, ternyata roda pendarat utama sebelah kiri tidak mau keluar.

Awak kokpit berusaha mati-matian mengeluarkan roda-roda tersebut, tapi usaha mereka tidak membuahkan hasil meskipun sudah dicoba dengan cara mengejutkan dengan efek gravitasi. Yaitu dengan menaikkan pesawat tiba-tiba. Bisa dibayangkan kalau roda sebelah kiri tidak keluar, maka pesawat akan mendarat dengan miring yang akibatnya mesin pesawat akan menghatam landasan yang bisa membuat pesawat terbakar. Kemudian tidak berapa lama, dari tower awak kokpit mendapatkan informasi bahwa runway ada cross wind (angin silang) yang berhembus dari sebelah kiri yang sangat membahayakan karena akan menghempaskan sayap sebelah kiri ke tanah.

Semakin bertambahlah beban yang harus ditanggung para awak. Akhirnya sebelum mendaratkan pesawat, Capt. Harry Rachmat mengumumkan kepada penumpang, "Para penumpang yang kami hormati,  kami sudah berusaha keras semampu kami dan sesuai prosedur, tapi nyatanya salah satu roda pendarat tetap tidak mau keluar. Saya mohon do'anya... agar bisa mendarat dengan selamat..."

Setelah mengucapkan kata-katanya, sang pilot yang tengah menghadapi detik detik genting itu segera melakukan sholat dua rakaat. Suasana kokpit hening saat Capt. Harry larut dalam sujudnya. Begitu selesai, sang pilot segera mempersiapkan pendaratan darurat pesawat.

Persis saat pesawat menyentuh landasan, tiba-tiba co-pilot berteriak, "Masya Allah Capt... dari kiri angin berhembus tambah kencang."

Sang pilot segera menjawab, "Saya bisa mendaratkan pesawat ini... Insya Allah saya bisa.."

Dan akhirnya melalui perjuangan yang dramastis, sang pilot mampu mendaratkan pesawat di runway dengan mulus walaupun tanpa roda pendarat sebelah kiri. Dari dalam kokpit, terdengar suara haru... Alhamdulillah. Para penumpang pun tidak dapat menahan diri untuk segera bersujud bersyukur kepada-Nya.

Ketika ditanya kepada sang pilot, kenapa dan bagaimana caranya dia bisa mendaratkan pesawat dengan sempurna, Capt. Harry menjawab, "Itu bukan saya yang lakukan, tetapi ada 'kekuatan' di luar yang menuntun saya." Allahu Akbar.


Share this article with your friends

11 komentar

Center60 19 Desember 2013 pukul 17.39

Nyimak aja sob .. :) visit back

Anonim 19 Desember 2013 pukul 17.39

ter-legend.blogspot.com visit back gan .. nyimak artikel nya aja ;)

ZHANtech 19 Desember 2013 pukul 19.58

Siap gan

ZHANtech 19 Desember 2013 pukul 19.58

Okey,...

Rz Bot 21 Desember 2013 pukul 04.53

seperti lihat di video,, mengerrikan @@,

Prapto Sragen 21 Desember 2013 pukul 06.10

subhanallah, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

ZHANtech 21 Desember 2013 pukul 07.09

Padahal gax ada videonya logh mas,... :)

priyatins@ymail.com 21 Desember 2013 pukul 07.36

subhanalloh,sungguh,barokah dar ALLOH SUBHANAHU WATAALA

ZHANtech 21 Desember 2013 pukul 08.04

Kun Fayakun,... Tiada yang mustahil bagi Allah Azza Wa Jalla

Shiro 22 Desember 2013 pukul 20.04

Subhanallah, info bermanfaat sobs :) |o|

Lintas Tutorial 23 Desember 2013 pukul 19.21

keren banget mas tampilan blognya


Kunjungan baliknya selalu saya tunggu :)

Posting Komentar

Jangan berkunjung tanpa meninggalkan jejak.
- No Spam - No Phising - No Live Link
Salam Blogger Indonesia, Silakan Tinggalkan Pesan Agan disini... !!!

Tukar Link



Copy Paste - Copyright by SIC
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.santri-indigo.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://2.bp.blogspot.com/--N-4ALq7hlQ/UzmVq36j58I/AAAAAAAABVI/p-zTAcA9xsI/s150/SI.png" /></a></div>

Bagi yang sudah pasang silahkan tinggalkan komentar